Kadang-kadang anak saya bertanya,"Papa kenapa Papa selalu mengajak kami melakukan atraksi atraksi yang berbahaya?"
Saya suka mengajak anak-anak saya melawan ketakutan mereka sendiri.
Saya pernah mengajak anak saya Rafting selama 4 jam di Tlaga Waja di Bali, mendaki Semeru selama 3 hari, masuk ke kedalaman Goa Buniayu di Sukabumi (dan merasakan zone of eternal darkness di mana hanya kelelawar dan jangrik yang bisa hidup), walking under the sea di Bali, parasailing di Malang, balapan Go Kart di Malaysia, bermain-main dengan ular piton sepanjang 6 meter dan minggu lalu anak saya yang pertama melakukan sky-divibg di Ohio.
Ketiga anak saya menikmati semua petualangan itu, meskipun pada awalnya mereka selalu ketakutan.
Dan itulah mengapa akhirnya Ilma bertanya,"Papa , why do you always ask us to try and explore all those dangerous things?"
Saya selalu bilang bahwa ada dua kata yang tidak pernah bisa nyambung, comfort and progress (nyaman dan maju).
Kalau anda ingin hidup anda selalu nyaman, siap siap saja, anda tidak akan pernah maju.
Tetapi kalau anda ingin maju, siap siap bahwa hidup anda tidak akan pernah nyaman.
Dan itulah sebabnya change dimulai dengan keberanian untuk melangkah dari zona nyaman ke zona tidak nyaman.
(Remember, that's only the beginning). Padahal banyak di antara kita yang tidak mempunyai keberanian untuk itu.
Padahal dalam hidup kita harus selalu berani untuk berubah, berani mengambil resiko dan berani meninggalkan zona nyaman kita.
Do you think any of them is comfortable? Noooo.
But do we have to do it, to make progress in our life?
Yesssssss !
That's life.
That's risk.
That's discomfort.
That's challenge. And that's progress.
Semboyan propinsi Jawa Timur di mana saya dilahirkan adalah: Jer Basuki Mawa Beya (yes I still remember).
Artinya ... No pain .... no gain.
Meskipun tentunya setiap kali saya ingin memulai hal hal tersebut saya juga mengalami ketakutan luar biasa dan stress luar biasa.
Will I be successfull or will I fail miserably?
Tetapi anda tidak akan pernah mengetahui jawabanynya kalau anda tidak pernah mencoba kan?
Adrian, anak saya yang ketiga juga tadinya takut berada di ketinggian. Tetapi setelah saya mengajaknya beberapa kali naik flying fox sekarang dia tidak takut lagi.
Nadia (anak saya yang kedua) tadinya juga takut performing in public. Tetapi setelah beberapa kali dia melakukan public speech and presentation, sekarang dia sudah jauh lebih confident.
Ilma, tadinya juga ketakutan dan takut gagal kalau akan maju ke ujian. Tetapi setelah beberapa kali saya encourage dia untuk ujian TOEFL, SAT dan A level, now she can go confidently to any exam.
Cara terbaik untuk menghadapi ketakutan itu adalah dengan menghadapi ketakutan itu dengan berani, dan bukannya dengan melarikan diri dari ketakutan (dan kenyataan itu).
Fear is spelled F-E-A-R.
But Fear is not Forget Everything And Run.
Fear is Face Eveything And Rise.
The choice is yours!
Saya yakin anda selalu mempunyai ketakutan (dan setiap orang mempunyai ketakutan sendiri sendiri).
Ingat ....ketakutan adalah proses yang normal terjadi pada saat anda ingin berpindah dari zona nyaman ke discomfort zone.
Kalau anda tidak pernah ketakutan berarti anda tidak pernah mengetes limit potensial anda, dan berarti anda tidak akan pernah maju.
Just face your own fear and you will see.
Sebenarnya kita semua punya potensi yang luar biasa (dan tidak dimiliki oleh orang lain).
Masalahnya seringkali kita sendiri tidak tahu apakah potensi kita dan apakah strength yang kita punya (yang membuat kita mestinya berprestasi jauh lebih baik daripada orang lain, dalam bidang itu).
Masalahnya adalah kita tidak pernah mencoba atau tidak mempunyai keberanian mencoba.
Face your own fear.
Dare to try ...
Hadapilah ketakutan anda sendiri.
Beranilah mencoba !
Dan itulah kenapa saya mengajak anak anak saya melawan ketakutan mereka sendiri dengan melakukan hal-hal yang berbahaya.
Dan sebaiknya kita juga berani mengambil resiko dalam hidup kita.
No pain.... no gain.
Semakin banyak pain .... semakin banyak gain.
Semakin banyak resiko yang kita ambil semakin banyak progress yang akan kita capai.
(Off course I am talking about calculated risk).
Okay, jadi bagaimana dong ....untuk menghadapi ketakutan kita sendiri?
How do we face our own fear?
Ini beberapa tips yang dapat kita coba:
1. Imagine : Bayangkan orang-orang yang pernah mencoba hal yang sama dan berhasil.
Mungkin mereka adalah teman anda, saudara anda atau tetangga anda.
Tapi kalau mereka bisa berhasil berarti itu bukan sesuatu yang tidak mungkin kan?
Berarti anda juga bisa mencapainya kan?
You just need to work harder.
2. Remember:
Ingatlah prestasi anda di masa lalu.
Ingatlah bahwa anda pernah mengatasi halangan halangan untuk mencapai prestasi itu.
You can do it again!
3. Break it into bit and pieces:
Jangan membayangkan apa yang harus anda capai sebagai sesuatu yang besar dan harus anda lakukan sekaligus.
Pecahlah project itu menjadi step by step.
Perjalanan yang panjang dimulai dengan langkah kecil.
Lakukan langkah-langkah kecil itu sampai anda mencapai tujuan.
4. Celebrate:
Celebrate every single success from every small step that you achieve.
Jangan menunggu semuanya selesai baru celebrate.
You need to reward your body and your mind every time.
5. Learn: setiap kali anda menyelesaikan satu step, observe, evaluate, analyze and learn.
What did you do well?
What can you improve?
What can you do differently?
Jadi ingat... to try new things you have to....
1) Imagine it
2) Remember it
3) Break it
4) Celebrate it
5) Learn from it
Let's try ....
Let's dare to try ...
Let's face our own fear.
Because F.E.A.R stand for face everything and rise.
No comments