TERNYATA ADA YANG LEBIH PENTING DARIPADA KECERDASAN - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

TERNYATA ADA YANG LEBIH PENTING DARIPADA KECERDASAN

Share:


(There is something more important than your intelligence)


Namanya Angela Duckworth. Dari kecil ayahnya selalu bilang,"Kamu kan tidak genius."
Dan Angela memang menyadari bahwa kecerdasannya memang tidak jauh di atas rata-rata.
Tetapi Angela bukan menganggap itu sebagai penghalang, dan dengan  bekerja keras akhirnya Angela berhasil meraih beasiswa "Mac Arthur Fellowship Program" yang hanya bisa dikenal diperuntukkan bagi mereka yang jenius.
Kisah lengkap Angela Duckworth dapat dibaca di buku "Grit" karangannya sendiri.

Namanya Ilma. Dia juga pernah kecewa dengan hasil IQ test yang biasa biasa saja.
Namun ayahnya mengajarinya bahwa potensi atau bakat itu hanya 1 persen dari keberhasilan, yang 99 persen adalah usaha, kerja keras dan doa. Makan Ilma pun bekerja keras, sekeras-kerasnya, belajar 8 jam per hari di luar sekolah. Akhirnya Ilma mendapatkan hasil score SIT yang tinggi, mendapatkan beasiswa di jurusan Teknik Kimia di salah satu universitas di Amerika. Dan dengan kerja keras yang sama Ilma selalu mendapatkan score straight A pada ujian semesternya.
Voila!

Angela dan Ilma mempunyai kesamaan. Mereka berdua sama sama menyadari bahwa potensi mereka biasa-biasa saja.Tetapi itu tidak mengecilkan harapan mereka. Mereka bekerja keras, berusaha maximal dan akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa!

Sementara itu, saya membaca di sebuah situs internet, seorang gadis mengeluhkan nasibnya. Dia dari kecil di tes IQ di empat lembaga psikology yang berbeda, dengan hasil yang sama persis, dia dinyatakan genius.
Tetapi ternyata nilai kuliahnya biasa biasa saja dan sekarang kariernya biasa biasa saja.
Saya yakin bahwa meskipun potensinya genius tetapi dia tidak berusaha bekerja keras dengan maximal. Itulah mengapa banyak orang cerdas bahkan genius tetapi kariernya biasa biasa saja.

Ternyata ada yang lebih penting daripada kecerdasan.
Angela Duckworth menamakannya Girt. Paul Stoltz menamakannya Adversity Quotient. Atau istilah anak jaman now adalag "greget". Artinya sama saja,  daya juang, kegigihan, ketegaran, ketabahan, fighting spirit, persistence atau perserverance.
Dan daya juang inilah yang harus kita didik dan kita bina sejak kita kecil.
Dan sampai sekarang pun kita harus mengasah diri kita agar terus menerus meningkatkan daya juang atau fighting spirit kita.
Bagaimana caranya? Kita coba terapkan lima langkah di bawah ini ....

a) Set goals. 
Semuanya dimulai dengan menetapkan goal yang ingin dicapai.
Itulah kenapa anak-anak kecil harus sudah punya cita-cita dan terobsesi untuk mencapainya.
Saya dulu waktu kelas 1 SD sudah terobsesi untuk mendapatkan beasiswa ke Eropa, dan saya belajar dan bekerja keras untuk itu.
Michael Angelo, seorang pelukis jaman Renaissance pernah berkata,"Yang bahaya itu bukannya punya cita-cita tinggi dan tidak tercapai. Yang bahaya itu adalah mempunyai cita-cita rendah dan tercapai"

b) Keep the end in mind. 

Pikirkan tujuan akhir (yang besar) yang ingin anda capai.
Mulailah dengan memikirkan apa yang akan anda capai pada akhirnya. Ini akan memotivasi anda untuk bekerja keras.
Don't just think of small goals. Think of the big win. What will persisting to the end do for you? This trick has seen me through seemingly impossible circumstances more times than I can count.

c) Improve your pace and renew your enthusiasm. 

Terapkan project management dengan sasaran yang harus dicapai di setiap millestone. Bikin sistem pengukuran yang jelas di setiapmphase. 
If you can set goals, you can measure progress. Working against deadlines and milestones enables us to accomplish more, more quickly. And the progress we make can keep us energized for the long haul.

d) Run and walk. 

Jaga stamina. Perjalanan anda akan memerlukan waktu panjang untuk mencapai objective anda. 
When we're working on a big project, it's impossible to go all out all the time. But proper pacing improves endurance. We can go farther if we take breaks, go easy, relax, and rejuvenate.

e) Kill the distractions. 

Focus. Focus. Focus.
Gunakan semua energy positive untuk mencapai tujuan anda.
Untuk sementara, singkirkan dan buang jauh-jauh semua kegiatan yang tidak membantu pencapaian objective anda.
Focus hanya kepada semua aktivitas yang membantu tercapainya goal anda.

Jadi ingat ya, ibaratnya mobil, kecerdasan itu memang ukuran mesin mobil anda (CC), jadi semakin besar CC-nya memang akan semakin cepat jalannya mobil, KALAU anda mampu menyetir mobil itu dengan baik.
Jadi ternyata ada yang lebih penting daripada mesin mobil itu, kemampuan anda menyetir.

Sama persis dengan analogy itu. Seringkali orang yang paling pintar, atau yang IP nya paling tinggi. Karena ternyata ada yang lebih penting daripada kecerdasan , yaitu daya juang, kegigihan, ketegaran,
ketabahan, fighting spirit, persistence atau perserverance.

Sumber : Pambudi Sunarsihanto

No comments