Pake Dot Bayi Aja Kalo Anda Lebih Lemah Dari “Bunga” - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

Pake Dot Bayi Aja Kalo Anda Lebih Lemah Dari “Bunga”

Share:


Sontak suasana kelas malam itu menjadi berubah seketika. Bingar keceriaan berganti menjadi derai airmata. Posisi duduk yang awalnya tegak diatas kursi, berubah menjadi membungkuk serta menundukkan kepala. Moment ini selalu akan diingat oleh semua mahasiswa dan mahasiswi kelas karyawan jurusan bisnis adminsitrasi. 
Kisah ini memberikan sebuah pelajaran luar biasa tentang kombinasi memperjuangkan visi serta misi  seseorang. Jika alam atau bumi ini bisa bertanya kepada setiap manusia, maka seperti inilah pertanyaannya. "Seberapa tangguhkah anda untuk memperjuangkan visi dan misi anda diatas kerak bumi?" sambil meneguh teh hangat campuran sari kurma almond kita simak kisahnya. 
"Bunga" mahasiswi semester empat disalah satu politeknik terkemuka di kota patriot jurusan bisnis administrasi. Sebelum diberi kesempatan untuk bisa melanjutkan kejenjang diploma, dia hanyalah lulusan SMK atau SMA sederajat di sebuah daerah terpencil di jawa tengah. Kemurahan hati saudaranyalah membuat dia bisa menyambangi kota patriot. Berbekal hasrat membara untuk bisa merubah nasib diri dan keluarganya adalah alasan utamanya, dia rela meninggalkan ibunya yang hidup sebatang karang di desa. Restu ibu jua membuat dia begitu percaya diri melangkahkan kaki. 


Pada awal-awal kedatangannya ke kota patriot kondisi masih berjalan sesuai rencana. Mengenal kota bekasi, diajak jalan-jalan kebeberapa lokasi, serta tidak lupa di traktir juga kuliner-kuliner unik disekitaran kota patriot. Sebagai timbal balik dari kemurahan hati saudaranya, dia juga tidak lupa selalu membantu pekerjaan dimana dia tinggal. Mungkin kalo didesa mencuci piring, mencuci dan sertika baju, memasak serta merapihkan rumah sudah menjadi hal lumrah. Aktivitas seperti ini otomatis dia lakukan tanpa diminta. 
Beberapa bulan berselang mulai muncul hal-hal tidak wajar, perlakukan orang-orang yang tinggal serumah dengan dia terlihat lebih aneh. Menuduh, menyalahkan bahkan mulai muncul tindakan fisik. Saudara dia yang memiliki hubungan langsung pun mulai terpengaruh oleh ucapan dan perkataan yang dilontarkan oleh pengghuni rumah tersebut. Berbekal wejangan sang ibu sebelum hijrah, dia masih menerima segala perlakukan kurang wajar tersebut dengan lapang dada. 
Seperti petir menyambar di siang bolong. Puncak dari kisah inipun terjadi pada malam tersebut. Tanpa penjelasan dan tanpa basa-basi, dia diminta untuk angkat kaki dan angkat barang-barang yang dimiliki malam ini juga. Ini menjadi tamparan besar buat dia, mengingat ucapan tersebut justru keluar dari saudara yang memiliki hubungan langsung dengan dia. Orang pertama yang memberikan kesempatan dia untuk bisa berkembang, justru malah berbalik arah menjatuhkan dengan kondisi yang kurang manusiawi terhadap sosok hawa belia ini. 
Langkah gontai serta gemiricik hujan menemai dia keluar dari rumah saudaranya. Sebagai warga baru di kota patriot pastinya sangatlah kebingungan. Rumah yang dia tinggalkan adalah satu-satunya sanak saudara yang dia miliki. Jika mengharuskan dia keluar dari rumah tersebut, berarti tidak tahu lagi kemana tempat berteduh. Satu buah koper dan satu tas gendong hanyalah teman setia mendampingi, mengarungi jalan-jalan kota bekasi yang becek setelah diguyur hujan. Sesosok wanita belia tanpa tujuan berjalan ditengah malam kota bekasi yang mungkin kurang bersahabat. 
Berbekal uang serta pulsa alakadarnya dia mencoba menghubungi ibunya di kampung walupun ragu-ragu. Kabar duka pastinya akan membuat persaan sang ibu tersayat-sayat, mendengar anaknya berada dalam kondisi tidak menentu pastilah sangat terpukul. Namun kenyataan berkata lain, kehawatiran itu justru berbalik arah. Sang ibu memberikan semangat tambahan, tapi bukan karena tidak boleh pulang, melainkan apa yang hendak ibunya bisa berikan, karena kondisinya pun tidak jauh berbeda, serba kekurangan mungkin, uang yang tersisa hanya cukup untuk ibunya sendiri.   Tidak bisa dipungkiri dia adalah sesosok anak-anak juga, masih membutuhkan dukungan dan kasih sayang orang tua, walupun hanya bisa mendengar suara ibunya saja mungkin sangatlah berharga dalam kondisi seperti itu. 


Waktu semakin larut, tidak ada tempat layak untuk dijadikan tempat singgah dan tidak tau juga harus meminta tolong kepada siapa. Tidak lama berselang setelah perjalan jauh dia menemukan pos kamling yang tidak ditempati oleh petugasnya, jauh dari kata layak, namun setidaknya cukup aman untuk bisa dijadikan tempat singgah sementara sekaligus mengobati rasa lelah tubuhnya. Rasa khawatir terus menghantui persaan dia sepanjang malam. Merem ayam istilahnya. Tidur, tapi tidak pulas. Kondisi seperti itulah dia alami sepanjang malam. 
Kumandang adzan subuh membangunkan dia. Langkah gontai membawa dia mendekati suara adzan. Setibanya di area mesjid, kondisi masih sepi, jamaah masih belum berdatangan. Muadzin serta merbot masjidlah yang pertama dia temui, meminta izin sekaligus bertanya apakah ada peralatan sholat untuk wanita. Melihat kondisi dia yang lusuh dan lelah sembari menenteng tas, merbot mesjid pun menaruh penasaran terhadap kondisi dia. Apalagi setelah para jamaah sholat subuh pulang dia masih berada di pelataran mesjid, duduk termenung dengan pandangan kosong. Melihat kondisi tersebut mendorong merbot tersebut bertanya kepada dia. Awalnya tidak menjawab apapun saat pertama kali ditanya, namun tidak lama berselang air matanya mengalir membasahi pipinya disertai dengan cerita yang keluar dari mulutnya yang terbata-bata. 
 Mendengar kisahnya pilu yang dialaminya mendorong hatinya untuk memberikan bantuan. Syukur tentunya harus selalu dipanjatkan dalam kondisi apapun. Sosok orang yang bertanya tersebut merupakan tokoh didaerah sekitar mesjid, tidak hanya pengelola mesjid saja, namun beliau juga pengelolan sebuah yayasan yang menaungi kumpulan sekolah. Ditempat inilah dia memulai kehidupan baru sebagai pengurus yayasan. Ketekunan dan kegigihannya membawa dia bisa mencicipi jejang sekolah lebih tinggi, melanjutkan cita-citanya yang sempat tertunda. Tentunya dengan sebuah kebanggaan karena belum tentu setiap orang bisa melalui dan melakukan ini.
Kisah ini memberikan sebuah petuah berharga yang layak untuk kita resapi bersama. Kalau mengutip lirik lagu neo "kagak semua orang bisa begitu" , kondisi ini tentunya hanya bisa dilalui oleh orang-orang bermental baja. Apa saja petuah tersebut mari kita simak bersama-sama. 
1. visi dan misi yang jelas
Berdasarkan public opinion survey dibeberapa organisasi baik perusahaan ataupun institusi pendidikan. 5 dari 10 orang karyawan/i ataupun siswa/i serta mahasiswa/i jika ditanya secara detil tentang visi dan misi mereka belum sepenuhnya bisa memberikan jawaban secara jelas. Tepatnya pada 8 maret 2019 diberikan kesempatan untuk berbagai pengalaman di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah priangan timur. Kecenderungan ini semakin menguat mengingat pertanyaan mendasar kebanyakan muncul adalah mengenai pemilihan jurusan untuk jenjang studi lanjutan ditingkat perguruan tinggi. Mereka masih bingung harus memilih apa, itu bagi mereka yang akan melanjutkan studi, dan akan lebih bingung lagi bagi mereka yang tidak akan lanjut studi. Jejang SMA tidak membekali mereka dengan kemampuan teknis layaknya jenjang SMK. Lantas mau kemanakah mereka? 
Trend bunuh diri belakang ini sedang marak terjadi di indonesia, entah karena himpitan hidup terus mencekik. Tapi fakta ini memberikan sebuah bukti, hanya orang-orang tertentu saja mampu mewujudkan visinya walaupun misi yang dilaluinya, banyak ditemui jalan terjal berliku disertai duri tajam yang menyayat setiap langkahnya. Namun perlu diingat kesuksesan hanyalah buat mereka yang bisa melalui tahapan tersebut. Jika bukan karena kegigihan dalam memperjuangkan visi dan misinya, mungkin cerita ini juga tidak akan pernah ada. Jadi pertahankanlah  
"Jika kita bisa membayangkannya, kita bisa mewujudkannya" Walt Disney 


2. Nature dan Mature berdampingan 
Tanaman bisa tumbuh subur jika diberi susu? Sebuah pertanyaan selalu terngiang-ngiang didalam benak. Berdasarkan beberapa cerita orang-orang besar yang sudah lebih dulu menikmati keberlimpahan, selalu diawali dengan kisah heroik, dramatis, getir dan penuh perjuangan. Sebuah organisasi besar pastinya bisa bertumbuh dikarenakan adanya sosok individu yang matang secara fisik dan mental. Siapakah pemeran utama yang berkontribusi terhadap kematangan sosok tersbut? Tidak lain adalah alama semesta ini. Ketika alam semesta memberikan sebuah pengalaman kepada penguhuninya, pastinya memberikan dampak luar biasa terhadap penghuninya. Fisik dan mental mengalami ujian secara langsung, alhasil hanya orang-orang terpilih saja yang mampu melewati ujian alam semesta. 
Jika alam semesta berkolaborasi dengan kematang para penghuni kerak bumi ini, pastinya akan menciptakan hasil yang luar biasa. Begitu pula inspirasi ini ketika dituangkan karena ada sosok manusia yang layak untuk dikenang ketangguhannya.
Segala sesuatu yang instant itu cepat datang dan cepat juga hilang. NN
3. Idealitas vs realitas selalu bersebrangan
Kalo bisa gak usah ngapa-ngapain dengan sendirinya uang datang sendiri. Kerjanya sedikit tapi gajinya gede. Ada gak yah yang gak pake modal tapi untungnya gede. Gak usah cape cape sekolah atau kuliah, kalo bisa langsung dapet ijazah. Kalo bisa hanya cukup dengan berdo'a, semua keinginan kita bisa terkabul. Kalo bisa Itulah kira-kira keinginan yang terbesit didalam pikiran. 
Saya ingin bekerja pak.  Okeh, siap untuk bekerja? Saya selalu siap. Besok saya ajak anda kesebuah sekolah nanti lihat bagaimana saya menjelaskan dan mempresentasikannya, kemudian untuk selanjutnya anda yang harus mempresentasikan ditempat selanjutnya. Aduhh maaf pak, kalo harus presentasi seperti itu terus terang saya gak sanggup. Kemduain keluar suara jangkrik krikk...krikkk..krikkk.
Cerita inipun tidak akan tersuguhkan manakala ditengah jalan dia memutuskan untuk pulang kampung karena tidak kuat menanggung ralitas kehidupan. 


Jika anda berpikir bisa itu benar, tapi jika anda berpikir tidak bisa itu benar. Hennry Ford  
4. Hidup anda dan Hidup orang lain berbeda      
Sampai kapanpun tidak akan pernah bisa. Sudahkah kita bisa menerima kehidupan kita sendiri? Sudah relakah anda dengan kondisi kehidupan yang sekarang alami? Ataukah anda masih melihat kehidupan orang lain? Wahhh enaknya kerja ditempat sana. Wahh bahagia banget kalo bisa tinggal ditempat itu. Coba kalo saya bisa seperti itu. Ihhh disini mah lingkungannya gak asik, orang-orangnya gak asih lagi. 
Begitu banyak perkataan yang sepenuhnya lebih diarahkan untuk menghargai kehidupan orang lain dibandingkan dengan kehidupan anda sendiri. Serta lebih banyak lagi orang yang menyesali kehidupan yang dialaminya. Pastinya disekitar lingkungan anda juga tidak sedikit orang yang selalu melihat kacamata kehidupan orang lain, faktanya infotaiment tetap tumbuh subur di negeri ini. padahal kenyataannya berbicara tentang kehdipuan orang lain, bukan kehidupan diri kita. Tapi sayangnya lebih banyak orang yang senang bergunjing tentang kehidupan orang lain.   
Inilah kehidupan dia yang sanggup dia jalan, karena kalo tidak maka cerita inipun tidak akan pernah ada. 
Tidak semua orang bisa jadi artis, tapi seorang artis bisa muncul darimanapun. Ratatouille 
Itulah 4 petuah dari secuil kisah ini. 
1. visi dan misi yang jelas
2. Nature dan Mature berdampingan 
3. Idealitas vs realitas selalu bersebrangan
4. Hidup anda dan Hidup orang lain berbeda      
 Memang bukan cerita hebat seperti perjuangan pendiri facebook, ataupun seheroik pendiri sinar mas group, serta bukan legenda seperti pendiri apple. Jika kita mampu mengapresiasi cerita kecil, semoga apresiasi itu menjadikan anda sebagai tokoh besar dikemudian hari. aminnn

Penulis :
Reza Kusuma Putra S.Psi
Head of HCD Section PT.Amerta Indah Otsuka
Tenaga Ahli Akselerasi Inovasi Asia
Management Lecturer LP3I
x





No comments