A Little Stroke of Kindness Builds Engagement
@pmsusbandono
27 Juli 2019
Kisah ini terjadi minggu lalu, di sebuah restoran di mal CITOS. Seorang milenial eksekutif dari perusahaan transportasi online, nraktir makan siang. Agendanya diskusi mengenai masalah organisasi dan SDM di bawah kendalinya. Siang itu dia memakai jaket perusahaan yang dapat ditandai dari jauh. Kami mulai memesan makanan dan minuman.
Ketika sedang asyik berbincang-bincang, seorang driver ojek online dari perusahaan tempat dia bekerja, masuk restoran, untuk membeli makanan yang dipesan pelanggannya. Kebetulan mengenakan jaket berwarna sama,
Melihat driver lewat, spontan, dipanggilnya waiter yang berdiri di dekat kami. “Tolong berikan minuman ini ke dia”. Kaleng soft drink yang belum sempat dibuka, berpindah tangan.
Saya tertegun melihat gerak refleks yang dikeluarkannya. Topik diskusi bergeser ke peristiwa “pemberian” minuman kepada sang driver. Demikian rangkumannya :
Sang manager tidak mengenal driver itu. Pemberian semata-mata merupakan sapaan kepada sesama karyawan yang diharapkan dapat meningkatkan teamwork di organisasi secara keseluruhan. Yang terakhir, “menyapa” sesama anggota organisasi, apa pun levelnya, dan bagaimana pun caranya, menjadi tradisi yang sedang digalakkan dalam perusahaan.
Diskusi kembali terhenti, ketika driver menghampiri meja kami untuk mengucapkan terima kasih.
Prmberian sang manager kepada driver adalah sapaan ringan yang secara finansial tak banyak nilainya. Tetapi, atensi dibalik soft drink itu, mampu mendongkrak relasi antar anggota organisasi dan membuat perusahaan lebih produktif. Orang menyebut “little stroke”.
Tidak hanya kepada teman kerja, atasan, atau bawahan, little stroke pantas dihadiahkan kepada siapa saja. Pasangan hidup, anak, keluarga, tetangga, Satpam, ART atau bahkan kepada mereka yang belum kita kenal. "Sapaan kecil" sifatnya membesarkan hati, melahirkan keceriaan, menghilangkan stres, dan membangun relasi.
Kita bisa menghargai “pencapaian kecil yang terjadi sehari-hari” dengan little stroke. "Wao, masakanmu enak sekali”, atau “Hai, kerjaanmu hebat”, atau “Cihu, kamu cantik sekali”. Bahkan “selamat pagi” atau ucapan sejenis, disertai senyuman tipis di ujung bibir, mampu menyulap kegalauan hati menjadi kegembiraan bagi yang memperolehnya.
Little stroke menciptakan kehangatan. Sayangnya, hal itu sudah jarang kita lakukan. Budaya bangsa yang dahulu penuh keramah-tamahan, sedikit demi sedikit, sirna. Suasana sehari-hari semakin miskin sentuhan. Hal kecil namun mampu mengentalkan relasi dan membuahkan prestasi yang luarbiasa. “Little stroke, little things mean a lot”. Benyamin Franklin (1706-1790), bapak dan pendiri Amerika, mengibaratkan _little stroke_ dapat menumbuhkan pohon oaks yang tunasnya kecil menjadi pohon besar yang rindang. _“Little stroke fells great oaks”.
Di dunia kerja, little stroke pada ujungnya dapat membangun suasana kerja yang menyenangkan, teamwork, loyalitas dan berujung pada produktivitas. Itu yang disebut “engagement”. Ia terdiri dari 2 aspek.
Pertama adalah “job satisfaction”. Hawthorn Theory dan Frederick Herzberg adalah 2 contoh dari banyak teori Psikologi Industri yang menyatakan bahwa “kepuasan kerja” menjadi syarat penting untuk mencetak prestasi. Tanpa itu, “bekerja” menjadi sesuatu aktivitas tanpa spirit, jauh dari bermakna. Ia tak layak disebut “meaningful work”.
Kedua adalah “kontribusi terhadap perusahaan”. Sekiranya seorang karyawan puas dalam bekerja, loyal dan mengukir masa kerja yang panjang, namun tanpa pencapaian, tak bisa disebut mempunyai engagement. Dia hanya berada dalam area kenyamanan miliknya saja. Tak ada kontribusi kepada organisasi. Kalau perusahaan mencatat kinerja namun karyawan-karyawannya tanpa engagement, jangan harap bertahan dalam jangka menengah atau, apalagi, panjang. Engagement berkenaan dengan dua hal. Personal satisfaction in their role, and contribution to the organization’s success. (Blessing White Research, Inc.).
Konsep _engagement_ berlaku pula di luar dunia kerja. Bisa keluarga, komunitas, atau masyarakat. Bila 2 aspek yaitu “satisfaction and contribution” eksis, mereka pantas disebut mempunyai engagement.
Kembali ke drama _soft drink_ yang mengharukan. Meski sang manager mungkin tak paham manfaatnya, namun _little stroke_ yang dilakukan, atau sapaan-sapaan sejenis, bila diikuti oleh banyak orang, di banyak tempat, pada banyak waktu, secara konsisten, , akan membuahkan engagement, yang pada akhirnya mencapai keberhasilan bersama. Sang manager telah menjalin relasi untuk membangun manusia, yang diharapkan membuahkan prestasi organisasi.
“Leader build people, and then, people build the business”. (anonim).
No comments