HOW EMPTY is YOUR GLASS?
(Seberapa penuhnya gelas anda?)
Beberapa minggu yang lalu saya datang ke Singapore untuk berpartisipasi dalam Round-Table discussion untuk para HR Leaders di Asia Pacific, di-fasilitasi oleh Dave Ulrich, seorang guru HR yang ternama. Kami berdiskusi selama dua hari tentang trend business di masa depan, dan bagaimana HR Leader harus mengantisipasinya (baca artikel saya berikutnya “What is the best thing HR Leader can give to the employees”, yang terinspirasi dari diskusi itu).
Saya mengenal Dave Ulrich pada tahun 1997, pada saat saya mengikuti round-table yang similar di London. Saya masih ingat, waktu itu, saya begitu excited, setelah membaca tuntas buku-bukunya dan mempraktekkan dalam pekerjaan saya (saat itu saya masih menjadi Head of HR Development untuk China, Hong Kong dan Taiwan), akhirnya saya bisa bertemu penulisnya langsung. Saya pun mebawa buku tulisannya (berjudul HR Champion) yang masih saya baca sampai sekarang, dan masih saya rekomendasikan untuk semua praktisi HR. Pada akhir hari ketiga, saya pun minta tanda tangannya di buku HR Champion yang sudah kumal dan banyak lipatan karena terlalu sering dibaca. Dan Dave pun menuliskan,
“Thanks for teaching me....
... Dave”
Dan saya pun kaget. Bukannya dia yang ngajari saya. Lalu saya tanya,”You are the one who teach me, right?”
Dan dia menjawab,”Tapi kan kamu juga banyak nanya, kamu juga banyak share tentang apa yang kamu alami. Dan saya juga belajar banyak dari situ. That’s how you teach me!”
Wow! Saya kagum banget.
Sementara banyak di antara kita yang merasa sok tahu dan sok ngajarin orang lain. Ini Dave Ulrich, gurunya semua orang HR di seluruh dunia, salah satu profesor bisnis paling terkenal di dunia, dan bilang bahwa dia belajar dari perserta trainingnya. Padahal dia mengajar di depan ribuan orang di seluruh dunia,
kebayang kan berapa banyak dia belajar? Pantesan aja makin pinter tuh Profesor!
Tetapi apakah semakin banyak kita bertemu orang, kita pasti akan semakin pintar? Ternyata tidak tuh.
Di dalam buku novel samurai Jepang “Musashi” yang saya baca waktu kecil, “Selama gelasmu penuh, kamu tidak akan bisa mengisi air lagi”
Artinya semakin kamu merasa bahwa pengetahuanmu sudah cukup (atau sudah banyak), maka kita gak akan belajar lagi dari orang lain.
Karena ingat di atas langit masih ada langit.
Kalau anda merasa pintar, pasti ada orang lain yang merasa
lebih pintar!
Apalagi sekarang, jaman berganti lebih cepat, pengetahuan anda akan menjadi tidak relevant di masa depan, atau malah digantikan oleh computer!
Be open mind, always learn from others.
Saya sudah mulai mencoba melakukan seperti Dave Ulrich dan selalu belajar dari orang lain. Saya merkomendasikan agar kita semua menerapkan enam hal di bawah ini:
a) MINDSET for GROWTH
Selalu berfokuslah pada masa depan, selalu berfokus pada bagaimana anda mengembangkan diri anda agar ilmu anda bertambah, kontribusi anda bertambah, tanggung jawab anda bertambah dan tentu saja penghasilan anda akan bertambah.
Jangan happy dengan ilmu anda sekarang, jangan happy dengan kontribusi anda sekarang, belajarlah dan tingkatkan ilmu dan performance anda!
b) EMBRACE CHALLENGES
Dalam kehidupan dan dalam bisnis kita, setiap hari kita menghadapi challenges, kadang ringan , kadang berat.
Jangan menyesal, jangan bersedih. Challenge itu yang akan membuat kita naik kelas. Go for it.
Embrace the challenges!
Challenge yang semakin berat akan membuat anda semakin banyak belajar dan mempersiapkan anda untuk masa depan yang semakin tidak pasti.
c) LEARNING MANIAC
Belajar! Belajar! Belajar!
Saya pernah bekerja di 4 perusahaan di Indonesia, dan semua CEO nya maniac belajar.
Bukan hanya suka belajar, maniac!
Artinya kalau sehari aja mereka tidak membaca buku, mereka merasa ada yang gak enak dan belum lengkap!
Jadi tiga CEO yang saya kenal itu, selalu memegang buku di waktu luang, dan saya memperhatikan selalu ada buku di ruang kerja, di mobilnya dan (saya yakin pasti ada juga) di ruang tidur mereka!
Sudah jadi CEO masih belajar! Lu udah CEO belom? Belom kan? Nah belajar coy!!!
d) OPEN MIND
Orang pinter merasa bodoh dan menerima ide dan pendapat orang lain, mau belajar dari orang lain.
Orang bodoh merasa paling pinter, dan gak mau mendengarkan orang lain.
That’s the difference!
Which one are you?
Be open mind!
Terbukalah pada ide dan pendapat orang lain.
e) DRIVE for SUCCESS
Strategy and vision are useless without execution discipline!
Jadi bermimpilah, bercita-citalah, terobsesilah dan terutama bekerja keraslah untuk mencapainya!
f) YAWN with ROUTINE
Lakukan hal yang berbeda setiap hari.
Bahkan untuk memecahkan masalah yang sama ,
coba gunakan cara yang berbeda.
Orang orang yang open mind akan bosan dengan rutinitas.
Mereka selalu belajar hal baru,
ingin melakukan hal baru,
ingin
mencoba metode baru!
Saya mengingatnya menjadi MELODY:
a) MINDSET for GROWTH
b) EMBRACE CHALLENGES
c) LEARNING MANIAC
d) OPEN MIND
e) DRIVE for SUCCESS
f) YAWN with ROUTINE
Jadi ingat, to keep your relevancy, sing your MELODY!
Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto
No comments