THE ONE THING THAT SEPARATE THE SUCCESSFUL PEOPLE AND OTHERS - AKSINOSIA(Akselerasi Inovasi Asia)

THE ONE THING THAT SEPARATE THE SUCCESSFUL PEOPLE AND OTHERS

Share:


THE ONE THING THAT SEPARATE THE SUCCESSFUL PEOPLE AND OTHERS
(Apa yang membedakan yang sukses dengan yang lain).


Management
Image by TeeFarm from Pixabay
Malam yang cerah di Jakarta, saya diminta untuk memberikan sharing melalui Zoom bersama rekan-rekan di Ikatan Alumnie Habibie. Kami berdiskusi bersama lulusan dari Amerika, Eropa, Jepang dan Australia. Saya sharing tentang bagaimana menjaga optimism dan menemukan opportunity di sela-sela krisis. Acara berjalan lancar, akrab dan banyak sekali yang bertanya. Acara yang tadinya
Suatu saat ada seorang peserta yang bertanya,”Pak Pam, sebenarnya apa yang dimiliki oleh para Enterpreneur sukses itu ya? Eric Yuan mampu menciptakan Zoom dan sekarang sukses. Reif Hoffman mampu menciptakan LinkedIn dan sekarang sukses. Padahal pasti perjalanan mereka sebelum sukses kan banyak gagalnya dan berliku-liku juga. Mengapa mereka mencapai sukses dan yang lain tidak. Apa yang membedakan mereka dengan yang lain?”

Pertanyaan yang menarik di bahas. Karena kita tahu dan membaca cerita-cerita inspirasi dari negeri lain. Bagaimana Mark Zuckerberg membangun Face Book dari nol. Bagaimana Bill Gates dan Paul Allen membangun MS-DOS yang menjadi awal cerita Microsoft dari nol. Bagaimana Steve Jobs membuat Apple computer dari garasi rumah mereka.
Orang banyak melihat sukses nya. Mereka tidak melihat kerja keras dibalik itu, kegagalan-kegagalan yang mereka alami, stress yang mereka lalui, dan kesendirian yang mencekam mereka.
Terus apa yang membedakan mereka dengan yang lain? Satu kata : resilience, tahan banting, persistence, perseverance, kekeuh, tambeng, “ndableg”!
Mereka terus menerus berusaha , mereka terus menerus mencoba dan mencoba lagi di setiap kegagalan. Bahkan Eric Yuen, pencipta Zoom bercerita bagaimana dia pernah ditolak visanya 9 kali sebelum akhirnya bisa masuk ke Amerika. Seandainya dia menyerah waktu gak dapat visa, mungkin kita gak bisa menikmati Zoom yang sekarang menyelamatkan kita selama COVID era ini.
Eric Yuen, Bill Gates, Steve Jobs, Reif Hoffman, Mark Zukerberg, mereka mempunyai satu karakter yang sama, Resilience!

Bukannya seperti entrepreneur di sebuah negara yang selalu mengeluh, meratap, dan complain:

  • - Pemerintah kok gak membantu?
  • - Peraturan pemerintahnya gak mendukung?
  • - Kok pelanggan kita tidak mencintai product bangsa kita sendiri … dst ..dst



Bisanya hanya BMW (Bitching, Moaning and Whining). Komplain, complain, complain!
Kalau pemerintah gak membantu? Cari modal dan investor sendiri.
Kalau peraturan gak mendukung, cari celah di mana anda bisa bergerak.
Kalau pelanggan gak mencintai product anda sendiri, ubah dan perbaiki product anda.
Intinya, the only thing that will separate you from your own success is yourself.
Life is simple, but we are the one who make it complicated.

Resilience, tahan banting, adalah karakter seorang entrepreneur sukses.
Padahal kita seharusnya banyak belajar dari Nabi Muhammad SAW (yang juga seorang pedagang sukses sebelum ditunjuk menjadi Rasul). Pada saat beliau diperintahkan untuk menyebarkan agama, apakah mudah? Off course NOT. Dia dicela, dihina, diludahi, dan diancam akan dibunuh! Apakah beliau menyerah? No! Belia uterus berusaha, dengan khutbah hanya kepada lingkungan dekatnya, dengan melakukannya di malam-malam yang sepi, bahkan dengan hijrah dulu ke kota lain. Sampai akhirnya sukses , agama Islam menyebar ke seluruh dunia. Dan dalam sebuah penelitiannya “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History”, Michael Hart menempatkan beliau sebagai Rangking 1.
Semua leader, semua entrepreneur, semua businessman, harus mempunyai karakter ini: RESILIENCE, dan bukan hanya mengeluh, mengeluh dan melenguh!

Terus, bagaimana kita membentuk  RESILIENCE di dalam diri kita?
Coba kita ikuti beberapa rekomendasi di bawah ini …



- Pump Up Your Positivity.

Terus meneruslah masukkan energy positive ke dalam diri anda.
Be selective. Banyak sekali informasi negative yang bisa masuk ke dalam diri anda.
Banyak sekali orang-orang negative di sekeliling anda, yang berusaha untuk mengecilkan semangat anda. Mempengaruhi anda untuk menghentikan perjuangan anda. Akan ada yang menyuruh anda untuk menjalani “yang pasti-pasti saja”
You are the average of 5 persons you meet most often.
Pilihlah lingkungan yang membawa semangat positive bagi anda. Informasi yang positive. Teman-teman, dan rekan berdiskusi yang menumbuhkan optimism anda.

- Live to Learn.

Anggaplah hidup ini sebagai proses pembelajaran seumur hidup. Belajarlah sepanjang usia kita. Bahkan ayat yang pertama diturunkan di kitab suci di agama saya bunyinya adalah “BACALAH”
Leaders are Readers!
Kita belajar dari buku, dari Internet, dari teman. Dan terutama kita belajar dari pengalaman kita.  Jadi jangan ragu-ragu. Kerjakan apapun yang menjadi mimpi anda. Anda tidak akan pernah gagal kok. Pilihan pertama anda akan berhasil. Kalau anda tidak mendapatkan pilihan pertama, anda akan mendapatkan sesuatu yang membuat anda belajar banyak (Remember, experience is still the best teacher). So, either you succeed or you learn!
Dengan prinsip itu anda akan mencoba dan mencoba terus! Sampai suatu saat anda akan berhasil

- Open Your Heart.

Bukalah hati anda, bukalah pikiran anda. Orang terbaik yang mampu menilai anda bukan anda sendiri. Bahkan tukang cukur terbaik pun masih memerlukan cermin kalau memotong rambutnya sendiri. Get help from others. Minta bantuanlah ke teman anda, coach anda, kolega anda, boss anda atau mentor anda.
Tanyakan apa kelebihan anda. Tanyakan juga hal apa yang anda masih bisa perbaiki. Setelah itu, bekerja keraslah untuk memperbaiki diri anda. Musashi bilang seorang Samurai tidak akan pernah belajar kalau merasa gelasnya sudah penuh. Kosongkanlah gelasmu, bukalah matamu, bukalah pikiranmu, belajarlah dan perbaiki dirimu.

- Take Care of Yourself.

Perjalanan anda mencapai kesuksesan itu akan terasa Panjang dan banyak halangan. Jagalah diri anda sendiri. Jaga stamina. Ini Marathon, bukan sprint. Maka beristirahatlan, take a break, bersahabatlah dengan teman-teman anda yang membawa energy positive. Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Belilah barang yang anda sukai. Rewardlah diri anda sendiri, setiap kali, setelah anda bekerja keras.



- Hang on to Humor.

Relax, it’s only life. Everybody will end up dead anyway. Jangan terlalu serius dengan kehidupan. Laughter is still the best medicine. Tersenyumlah, Tertawalah. Dan ternyata itu akan menambah energy kehidupan anda.
Setiap hari saya mendengar humor dalam empat Bahasa. Saya masih mendengarkan lawakan Warkop, guyonan Kartolo, smart jokes of Trevor Noah, dan “les coneries di Jean Marie Bigard”.
Tersenyum dan Tertawa akan melemaskan syaraf anda, dan terutama mengistirahatkan pikiran anda dan menambah energy anda.
Jadi ingat ya, kalau anda ingin membentuk resilience di dalam diri kita, coba ikuti beberapa rekomendasi di bawah ini …

- Pump Up Your Positivity.
- Live to Learn.
- Open Your Heart.
- Take Care of Yourself.
- Hang on to Humor.

Stay Home, Stay Safe, Keep Learning
Salam Hangat

Pambudi S

No comments